Jokowi

Sunday, July 20, 2014




Awalnya, kami ingin golput pada Pilpres 2014 ini. Karena kesal mengetahui di jajaran tim sukses kedua calon presiden terdapat para mantan petinggi militer yang terlibat dalam pelanggaran HAM di masa lalu.

Namun setelah menimbang masak-masak bahwa demokrasi kita sangat terancam jika capres nomor 1 yang terpilih, maka sebulan sebelum hari pencoblosan, kami memutuskan mendukung capres nomor 2: Jokowi. Dia tidak sempurna, apalagi tim sukses/partai-partai pendukungnya, tapi setidaknya dia secara pribadi tidak bermasalah dalam kasus HAM, korupsi, dan lainnya. Demokrasi lebih terjamin oleh Jokowi.

Keputusan mendukung Jokowi ini didukung dan ditentang juga oleh orang/fans kami. Mereka menyampaikannya di akun twitter dan facebook kami. Kepada yang menentang, kami sampaikan bahwa salah besar kalau anggap musisi/aktor/seniman tidak boleh berpolitik. Justru "dosen" sosial politik kami itu Iwan Fals & Slank, hehe.. Bacalah kutipan sajak dari penyair besar kita, almarhum WS. Rendra: "Apalah artinya kesenian bila jauh dari derita lingkungan."

Demokrasi, HAM, korupsi, toleransi, ekologi, kekerasan terhadap perempuan & anak, dll itu adalah masalah2 yang terjadi di sekitar kita, yang dimaksud oleh WS Rendra dengan "lingkungan". Justru seniman sangat peka dengan persoalan begini. Selain soal cinta dan galau tentunya, hehe.. Masalah2 itulah yang menjadi lirik dari lagu2 kami, yang menjadi tema tur diskusi musikal kami selama ini.

Lalu kami bedah Visi, Misi & Program kedua capres, terutama yang terkait dengan isu kekerasan terhadap perempuan "Sister in Danger" yang menjadi kepedulian kami 1,5 tahun terakhir. Dan kami semakin yakin dengan pilihan kami karena mendapatkan ini:

 
Pilpres 2014 ini adalah sejarah yang luar biasa. Sejak Pemilu 1955, sepertinya baru di 2014 ini rakyat terlibat dengan sukarela. Ratusan seniman (musik, film, design, dll) terkenal terlibat tanpa dibayar. Ribuan relawan (di desa, di kota, di depan komputer, dan dimanapun) juga terlibat tanpa dibayar. (Ini ngomongin yang benar2 relawan ya, bukan agency yang memang disewa sebagai profesional) (Di zaman Orde Baru Suharto, rakyat & seniman juga ada yg terlibat, tapi dipaksa atau dibayar)

Yang juga luar biasa adalah melihat teknologi informatika (internet, sosmed, dll) digunakan dengan sangat maksimal oleh berbagai pihak untuk satu isu yang sama: Pilpres. Baik dalam kampanye, maupun dalam penghitungan suara. Pilpres ini sangat abad 21, sangat hi-tech, hehe. Mayoritas relawan + pengguna TI ini adalah anak muda, Dan untuk para relawan semua, kami sudah siapkan sebuah lagu "Relawan 2.0" yang akan masuk di album ke-3 kami tahun depan.

Kami senang bisa terlibat dalam sejarah ini. Baik sebagai relawan yang mengkampanyekan Jokowi, sebagai musisi yang manggung di kampanye2 Jokowi, juga sebagai pengguna sosmed yang gencar mempromosikan Jokowi seminggu terakhir sebelum pencoblosan. Walaupun apa yang kami lakukan sangatlah kecil jika dibandingkan dengan seniman2 atau relawan2 yang lain, tapi kami senang sudah ikut terlibat.

Hari ini, 2 hari menjelang pengumuman KPU, data menunjukkan kalau Jokowi unggul hampir 7%, atau sekitar 8 juta suara. Tidak jauh beda dengan hasil quick count di hari pencoblosan kemarin. Jokowi sudah bisa dipastikan menjadi Presiden Indonesia ke-7. Walaupun capres no. 1 dan para pendukungnya belum mengakui kekalahan.


Ok, Jokowi presiden baru. Kami tetap menjadi musisi-aktivis sebagaimana di awal, yang akan selalu memberi kritik lewat lagu, lirik, video, demo, petisi, dll. Protes pertama kami kepada Jokowi bisa diprediksi: kalau beliau memilih orang2 bermasalah menjadi menteri di kabinetnya (kompromi politik dengan parpol pendukung). Semoga tidak terjadi sih...

Generasi muda (apalagi musisi atau seniman lainnya) harus tetap memberi kritik kepada Jokowi, kepada menteri2nya, kepada siapapun, dimanapun, kapanpun, dengan cara apapun. Jokowi & kabinetnya kalau tidak dikritik oleh kita semua, tidak dikawal, tidak diberi masukan, bisa menjadi pemerintahan yang tidak baik. Ingat, kita mendukung Jokowi bukan berarti memberi cek kosong. Kita mau pemerintahan Jokowi segera bekerja menyelesaikan setumpuk masalah rakyat Indonesia, sebagaimana janjinya dalam kampanye.

Kami ingin segera bertemu dengan Menteri Pendidikan-nya Jokowi untuk bahas kurikulum pendidikan yang memasukkan pendidikan seksual/kespro sejak dini, pendidikan kesetaran gender dan keberagaman, sebagaimana tertulis di dokumen visi-misi-program kerjanya. Kami ingin bertemu Menteri Hukum & Kapolri-nya Jokowi untuk bahas bagaimana efektifkan semua UU dan aturan untuk segera hentikan kekerasan terhadap perempuan & anak (fisik & seksual) yang marak terjadi setiap hari. Juga ingin ketemu menteri/pejabat lainnya di soal lingkungan hidup dan korupsi.

Ntahlah ini semua terjadi karena sosok Prabowo yang harus ditentang karena rekam jejak masa lalunya, ntah karena sosok Jokowi yang harus didukung karena bukti kerjanya. Hehe, mungkin fifty-fifty. Sekian dulu deh.

Selamat berpuasa & selamat dengarkan gratis 9 lagu kami disini, sis & bro :) --> https://t.co/1KnB4xUkpp

Sampai menang nanti,

Sindikat Musik Penghuni Bumi (SIMPONI)

Twitter: @simponii
Facebook: SIMPONI dan Bung Hatta Award

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More