www.rollingstone.co.id (Soundwaves) Rendy Ahmad: Mimpi Indonesia Tanpa Korupsi

Wednesday, November 28, 2012

www.rollingstone.co.id (Soundwaves) Rendy Ahmad: Mimpi Indonesia Tanpa Korupsi: .

Nama saya Rendy Ahmad, remaja asal Pulau Belitong yang sedang merantau di Depok dan Jakarta, untuk mengejar mimpi menjadi penyanyi dan aktor profesional. Memang kekuatan mimpi itu luar biasa. Jauh sebelum saya memerankan Arai remaja di film Sang Pemimpi dan bernyanyi di televisi, ternyata saya pernah memimpikan semua itu waktu saya kecil dulu. Pantaslah Cik Andrea Hirata berkata lewat tokoh Arai, “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.”.

Bersama SIMPONI (Sindikat Musik Penghuni Bumi), saya melakukan penyuluhan dan pentas musik ke sekolah-sekolah, pesantren dan universitas. Saya jadi tahu bahwa salah satu masalah utama di negara kita tercinta ini adalah korupsi. Sementara itu, dalam kasus kerusakan lingkungan yang terjadi biasanya ada persoalan izin yang keluar lewat jalur tidak benar. Banyak kasus korupsi lainnya yang kita dapatkan di televisi, Internet atau koran. .

Maka, sekarang saya punya mimpi yang lain, yaitu Indonesia tanpa korupsi. Jika mimpi ini terwujud, maka terwujud pula mimpi Indonesia yang adil dan sejahtera, yang lestari dan penuh toleransi. Saya yakin, ini adalah mimpi jutaan orang di Indonesia, paling tidak mimpi 14.038 pelajar/santri/mahasiswa yang sudah SIMPONI temui selama ini..

Mimpi harus diwujudkan dengan karya. Karena saya dan SIMPONI adalah komunitas musisi dan aktivis, maka karya kami adalah lirik, lagu, video dan juga penyuluhan sekolah. Tiga bulan lalu, kami membuat lagu berjudul “Vonis” yang video klip-nya dibuat oleh Dandhy Laksono (WatchdoC). Lagu ini ditujukan untuk Kompetisi Internasional Musik Anti-Korupsi di Belgia/Brazil dan untuk Roadshow Penyuluhan Anti-Korupsi di sembilan propinsi. Alhamdulillah, “Vonis” menjadi juara kedua, mengalahkan 75 video musik dari 35 negara lain di dunia. .

Kemenangan “Vonis” adalah kemenangan seluruh warga negara Indonesia yang muak dengan koruptor. Namun kemenangan ini belum dibarengi dengan kemenangan melawan korupsi. Bahkan sekarang KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang menjadi ujung tombak pemberantasan korupsi terus dihambat kerjanya oleh Komisi III DPR RI, Kepolisian RI dan tentu saja oleh para koruptor. .

Hambatan pertama, soal gedung baru KPK yang belum disetujui Komisi III DPR sejak tahun 2008. Gedung KPK saat ini dipaksakan menampung 700 pegawai, padahal kapasitas sebenarnya hanya untuk 350 orang. KPK perlu tempat yang besar dan memadai agar bisa menambah pegawai dan penyidik, agar punya penjara koruptor, dan tentu demi efektivitas kerja pemberantasan korupsi. .

Kedua, Komisi III DPR RI sedang berusaha merevisi UU KPK yang akan memangkas wewenang KPK untuk melakukan penuntutan dan penyadapan telepon. Padahal dua wewenang ini adalah kunci dari pemberantasan korupsi selama ini..

Ketiga, peristiwa “Polri vs KPK” dalam kasus korupsi simulator SIM dengan seorang jenderal polisi menjadi tersangka. Polri “balas dendam” dengan menarik serentak 20 penyidik polisi yang sedang bekerja di KPK dan mengancam menghukum penyidik yang mau bertahan di KPK. Bahkan terjadi peristiwa menegangkan ketika dua kompi polisi berusaha menangkap Kompol Novel Baswedan, seorang penyidik KPK berprestasi, di malam hari. Peristiwa ini direspon oleh masyarakat dengan mendatangi gedung KPK malam itu juga, lalu terbentuklah pagar hidup dari sekitar 1000 orang yang menghalangi penangkap-an Novel Baswedan. Peristiwa luar biasa ini dilanjutkan dengan rangkaian demonstrasi mendukung KPK di Jakarta dan berbagai daerah lainnya di Indonesia..

Saya, SIMPONI, LSM, mahasiswa dan berbagai kelompok masyarakat lainnya harus dan akan terus mendukung KPK dan semua usaha pemberantasan korupsi. Dukungan bisa dalam bentuk apapun, sekecil apapun, dan di manapun. Konser musik, demonstrasi, petisi online di change.org/savekpk, saweran, lagu, film, penyuluhan, atau usaha kreatif lainnya bisa dilakukan. .

“Apakah artinya kesenian bila terpisah dari derita lingkungan,” ucap seniman besar, almarhum WS Rendra. Saya dan SIMPONI ikut serta dalam usaha pemberantasan korupsi dengan cara belajar dan bernyanyi bersama dengan anak muda lainnya. .

Penyuluhan dan pentas musik tentang kejujuran dan anti-korupsi di sekolah, pesantren dan universitas adalah wujud pencegahan korupsi sejak dini. Pendidikan sekarang berarti keselamatan bangsa di masa depan..

Tanggal 9 Desember nanti adalah peringatan Hari Anti-Korupsi Internasional ke 9 tahun. SIMPONI berencana melakukan Roadshow Penyuluhan Kejujuran dan Anti-Korupsi ke 90 Sekolah di sembilan provinsi. Ini akan jadi pernyataan keras dari 19 ribu anak muda yang menuntut presiden, DPR, Polri, pengusaha dan siapapun untuk menghentikan praktek korupsi. Kami sedang menggalang dana untuk roadshow ini, agar kegiatan ini menjadi kegiatan bersama seluruh rakyat yang peduli..

Karena “Vonis” juara kedua, maka saya dan SIMPONI akan berangkat ke Brazil pada awal November nanti untuk menghadiri dua konferensi anti-korupsi internasional, dan untuk menyanyikan “Vonis” secara langsung di sana. Di Brazil nanti, dengan mengenakan kaos Munir si pejuang keadilan dan kemanusiaan, akan kami teriakkan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia memiliki mimpi yang sama: Indonesia tanpa korupsi. Kami semua akan melakukan sesuatu lewat peran masing-masing. Kemudian Tuhan pasti akan memeluk mimpi kami, dan generasi masa kini dan masa depan akan menikmatinya..

“We are making a movement /We are not a silent generation/Share your wild imagination/We are building a revolution.” .

----.

Tulisan ini dimuat di www.rollingstone.co.id pada Rabu, 31/10/2012 13:52 WIB --> http://www.rollingstone.co.id/read/2012/10/31/135234/2077434/1104/soundwaves-rendy-ahmad-mimpi-indonesia-tanpa-korupsi
(31/10/2012)

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More